Minggu, 03 Juli 2011

Jangan menyerah -cerpen-

ah.ini cerpen terakhir buat hari ini,
sebelunya aku mau bilang makasih buat semua yg udah mau baca cerita-cerita aku,
aku tau kok cerita aku jelek n' pasaran,tapi pliss ya,kalo mau ngasih saran kritik atu mau nanya,bahasanya jangan terlalu pedes -_-"


langsung aja yaa,


hope you  like it,all  =)






Aku terduduk dikursi rodaku,mataku menerawang jauh menerobos barisan bangunan dihadapanku.
Memoriku kembali memutar saat-saat indah itu,saat dia menggendongku,mengantarkanku kesekolah,saat dia membelaiku.
Ayahku,sosok yg sangat ku rindukan.
1 minggu yg lalu maut telah merenggutnya dariku,dan semua karna kesalahanku,karna kenakalanku.




"acha,jgn dong,ayahkan lagi nyetir" ibu meleraikanku,
waktu itu kami sekeluarga,baru pulang dari acara pementasan ballet pertamaku.

"hhahaha,biarin mah" aku terus menggelitiki perut ayahku.
"acha,udah dong,nanti ayah gak konsen nyetirnya" baru selamg beberapa detik,setelah ucapan aya selesai,




BRAAKKK

suara deru baja membentur sesuatu,sekitika semua gelap.



"PAPAA" teriakku,tiba-tiba. Setiap mengingat kejadian itu,aku selalu takut dan menyesal.

Andai dulu aku tdk nakal,andai aku mendengarkan mama,pasti saat ini papa masih disini bersama kami.


"acha,kamu kenapa sayang" mama tiba-tiba masuk kekamarku,dari rautnya tergambar jelas keletihan yg mendera raganya.
"acha,kangen papa,mah,acha pengen peluk papa" aku memeluk mamaku.
"sudahlah cha,kan ada mama disini,papa juga pasti akan sangat sedih melihat acha seperti ini. Mana acha,putri kebanggaan mama dan papa dulu?" mama membelai rambut panjangku perlahan.


Oya,kenalkan aku acha.Raissa arif. Aku baru berusia 13thn.
Awalnya aku sangat menyukai ballet,berputar,menari,melompat,setiap gerakannya seakan menjadi irama tersendiri dlm kehidupanku.
Tapi sekarang aku tak mau,atau tepatnya aku tak bisa lagi menari balet. Kakiku tinggal satu,kaki kananku terpaksa diamputasi karna kecelakaan itu,kecelakaan yg juga turut merenggut ayahku,ayah nomer satu didunia. Dulu semua orang memujiku karna sepasang kaki cantikku yg lincah bergerak diatas panggung,dulu semua orang memujiku karna senyum manisku,tapi sekarang???

Pernahkah terbayang saat semua yg kau miliki pergi?
Pernah terpikir bagaimana caranya untuk bertahan?


"acha sayang mama kan,acha gak boleh kayak gini terus" ucap mamaku dgn mata berkaca-kaca,aku hanya menunduk,tak kuasa menatap wajah itu.Wajah yg dulu terlihat cantik terawat,kini kurus pucat mengisyaratkan kelelahan.
 "mama bawain makan siang,acha makan ya,mama suapin."
"acha gak laper,mah"
"yaudah,mama taro disini ya,nanti dimakan" mama lalu beranjak meletakkan makanan dimeja,kemudian menepuk ujung kepalaku,lalu pergi.



Aku termenung

"papa..." lirihku.

Aku lalu mendorong kursi rodaku,putaran rodanya membawaku kearah tempat tidur,aku meraih ponselku yg tergeletak diatasnya.


1 new message


from : kak rio

haii achantik (:

jari-jariku mulai lincah menekan tombol-tombol ponselku.

To : kak rio

hai,kakaku.. =)


kak rio.. Aku mengenal sosoknya lewat jejaring sosial facebook,menurutku dia sosok yg baik dan tampan. Dia selalu mau mendengarkan keluhan-keluhan gak penting,dariku. Dia yg mau menemaniku saat aku kesepian,yaa,walaupun,hanya lewat sms atau chat di fb. Aku belum pernah bertemu langsung dgn kak rio,padahal kami sudah 3 bulan berkenalan. Aku juga heran,kak rio tak pernah mau aku telepon,dia juga selalu menolak bila ku aja bertemu.

Tak berapa lama,ponselku menyala,satu buah amplop menari-nari dilayar ponselku.


From : kak rio

lagi apa,cha?

To : kak rio

lagi kangen kak :(

from : kak rio

kangen kaka ya??

To : kak rio

kangen ayah

from : kak rio

:-))

to : kak rio

kok malah senyum sih. Kak aku telepon ya,aku kan pengen tau suara kaka :'D


lama tak ada balasan dari kak rio,aku sampai tertidur menunggunya. Aku terbangun karna sinar mentari senja yg kemerahan menerobos lembut kekamarku yg memang menghadap kebarat. Aku melihat ponselku,ada satu pesan multimedia yg masuk. Saat aku membukanya,dentingan piano terdengar mengalun mengantarkan sebuah nyanyian ke telingaku.

Tak ada manusia yg terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yg telah terjadi
kita pasti pernah dapatkan cobaan yg berat
seakan hidup ini,tak ada artinya lagi.


Alunan suara dan dentingan piano mengalir lembut menyapa pendengaranku.

Syukuri apa yg ada
hidup adalah anugrah,
tetap jalani hidup ini melakukan yg terbaik.
Tuhan pastikan menunjukan kebesaran dan kuasanya,
Pada hambanya yg sabar
dan tak kenal putus asa.
Jangan menyerah,jangan me.....

Suara itu mengalun begitu indah dan merdu,setiap syair yg diucapkan mengalir dgn lembut,memberikan makna yg nyata pada lagu itu. Tapi sesaat,suara itu terhenti sebelum sempat menyelesaikan lagu itu,yg terdengar hanya dentingan piano,suara itu tdk lagi bernyanyi mengiringi dentingan piano. Lama...piano itu tetap memainkan nada-nada indah,hingga akhirnya satu nada terakhir ditekan pada tuts piano dan lagunya pun usai.

"suara siapa ya?apa kak rio?" batinku.


Malam hari

drrt.drrt.drrt ponselku bergetar diatas meja kamarku.


From : kak rio

malem cha, ekh,yg tadi sore itu,kaka yg kirim.
Kalo acha pengen ketemu kaka,besok dateng ya,ke acara pentas seni disanggar aluna jam 7 mala


to : kak rio

wah,suara kaka bagus bgt,kaka pasti bisa jadi penyanyi terkenal.
Sip,besok acha dateng ;)


keesokan harinya.


Jam doraemonku menunjukan pukul 18.40, ini sudah kali ketiga aku mematut diri didepan cermin,saat melihat parasku,aku tersenyum, benar kata ayahku dulu,aku mewarisi mata indah dan senyum manis mamaku.
Tapi saat ku tundukan kepalaku,aku tersenyum getir. Satu kaki ?? Ya,hanya tinggal satu kaki,secantik apapun aku berdandan malam ini tentu tak bisa memungkiri kenyataan bahwa aku cacat.

"ayo cha,kamu udah siap" seru mama,membuyarkan lamunanku,aku memang meminta mama menemaniku malam ini.
"udah mah" aku tersenyum,mama lalu mendorong kursi rodaku.
"kamu cantik,cha" puji mama.
"iya,kan kayak mama" jwbku.




Disanggar


ruangan itu penuh sesak,oleh para pengunjung yg datang, malam juga sangat cerah berhias bintang dan bulan.
Aku memutar pandanganku kesegala arah.


"kak rio" seruku ketika mendapati seorang cowok tinggi,yg menenteng beberapa kertas bertulis not-not lagu. Kak rio menoleh dan tersenyum.
"ini aku acha,tau kan?" kak rio mengangguk.
"kak rio udah tampil ya,aku telat gak??" kak rio tdk menjawab,ia malah mengangsurkan sebuah bungkusan besar kepadaku.

Drrt.drrt.drrt ponselku bergetar

1 new message

from : kak rio

buka,cha..


Aku mengangkat kepalaku,menatap kak rio heran. Kenapa lewat sms,padahal kita sudah berdiri berhadapan saat ini.

"ini buat acha kak?" lagi-lagi rio hanya mengangguk.
Saat aku membuka bungkusan itu,disana tertengger dgn anggun sebuah biola berwarna coklat gelap. Disisinya terselip sebuah notes kecil berwarna merah marun.

Kamu pernah bilang,pengen jadi pemain biola kan,itu buat kamu.
Kamu tetep bisa bikin papa mamamu bangga,cha.
Meski bukan sebagai penari balet.


Begitulah rentetan kata yg terukir pd notes itu.

Ya,aku memang pernah bercerita kpd kak rio tentang keinginanku menjadi seorang pemain biola,tp mama,smenjak kepergian papa,tentu belum bisa membelikan sebuah biola untukku. Aku kembali menatap sosok didepanku,kak rio hanya tersenyum manis,mulutnya terbuka seakan hendak berkata sesuatu,tp kemudian diurungkan. Ia berlalu menuju panggung megah didepan sana,aku sangat bingung dibuatnya mengapa kak rio tak mau bicara denganku??

Tepuk tangan,riuh rendak mengiringi kak rio yg berjalan kearah grand pianonya,sekilas ia melambai padaku.

Drrt.drrt.drrt
ponselku lagi-lagi bergetar.


From : kak rio

aku sama sepertimu cha,aku kehilangan sesuatu yg sangat ku banggakan,sesuatu yg selalu menuai pujian,suaraku. Aku kehilangan suaraku,suara yg tempo hari ku kirimkan kpdamu. Tapi tak apa,jd pianis tentu tdk lebih buruk. Naik lah cha, buat mama dan papamu bangga.



Aku tertegun membaca sms itu. Suara itu??


Tuhan,betapa kuasa-mu tak bisa ditentang,dgn suara seindah itu kak rio bisa jadi penyanyi terkenal pastinya,tapi takdir-mu menuliskan jalan yg lain.


"kalo kak rio aja bisa,knapa aku nggak" batinku.

Aku mendorong kursi rodaku keara panggung,semua orang tentu terkejut dgn kemunculanku,tapi aku tdk begitu mempedulikannya.

Diatas panggung aku disambut hangat oleh senyum manis kak rio,aku mengeluarkan biola pemberian kak rio,dan mengedipkan mataku ke arah kak rio.

Kak rio mulai menekan tuts-tuts pd pianonya,alunan nada indah mulai terdengar,disusul suara gesekan lembut dari biolaku. Musik kami berpadu dgn suara lembut milik Alvin Jonathan seorang Penyanyi muda berbakat,

syukuri apa yg ada,
hidup adalah anugrah,
tetap jalani hidup ini melakukan yg terbaik
tuhan pastikan menunjukan kebesaran dan kuasanya
pd hambanya yg sabar dan tak kenal putus asa.

Dan tak kenal putus asa...


Harmoni yg kami ciptakan pun usai,sekilas aku menatap mamaku yg tersenyum dgn airmata yg sudah berderai membasahi pipi kurusnya. Kak rio mengacungkan kedua jempolnya kearahku. kami pun maju ke depan panggung dan menunduk tanda hormat pada penonton.

aku tersenyum yakin,dimana pun papa seksrang, pasti beliau sangat bangga kepadaku..
"trimakasih kak rio" ucapku dalam hati...




THE END









gmana,gmana,gmana,
semoga tetep ada yg bersedia baca yaa, *ngarep






sangkyuuu all =)




admin novia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar